-->

Hal yang Harus Diperhatikan Kaum Pria, Saat Mencari Jodoh

Saya punya pengalaman, sebelum menikah beberapa tahun yang lalu. Di sebuah grup Facebook tentang jodoh, yang didalamnya ada ribuan anggota, seringkali saya melihat ada beberapa akun pria yang memposting hal yang sia-sia.

Beberapa contoh posting hal sia-sia adalah sebagai berikut:

  • Hallo ada yang belum nikah disini?
  • Kenalan yuuk
  • Ada cewek yang udah siap menikah?
  • Ada yang mau nikah dengan saya gak di grup ini?
  • Bagi nomor whatsaap dong, tulis di komen yaa
Mengapa saya menyebut itu adalah postingan yang sia-sia?

Baca juga postingan sebelumnya: Rejeki dan Jodoh, Bukan Perihal Prosedural dan Teknikal

Karena percuma saja Anda bertanya secara langsung seperti itu, meskipun memang tujuan Anda bertanya bukan untuk main-main tapi untuk tujuan serius.

Tapi dari beberapa postingan diatas, sangat sedikit sekali mendapatkan komentar, bahkan hampir tidak ada. Kalaupun ada sebatas "like" saja dan itupun bukan akun wanita.

Dan juga perlu diingat, kalaupun ada wanita yang tertarik dengan Anda, kecil kemungkinan dia untuk berkomentar atau menjawab "Iyaa, saya mau dong jadi istri kamu".

Hellow...Wanita itu sangat halus perasaannya. Bahkan untuk berkata-kata saja ada banyak hal yang dipertimbangkan, jadi jangan samakan dengan Anda sebagai seorang pria yaa. Terlebih lagi untuk menjawab postingan seperti diatas, aduuh.. mikir sejuta kali bagi kaum wanita. Karena tidak ingin ada terkesan gampangan.

Sobat....

Di era media sosial saat ini, harusnya bisa menjadi sarana lebih efektif funtuk menambah kenalan dalam rangka ikhtiar mencari jodoh.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan para pria dalam mencari calon jodoh di media sosial dan internet pada umumnya.

Apakah itu?

1. Gunakan Topik yang Menarik


Ikhtiar mencari jodoh bisa diibaratkan sebagai sebuah perjalanan dalam memperbaiki diri sendiri. Salah satu sisi dalam diri yang harus diperbaiki adalah perihal komunikasi.

Ada banyak cara membangun komunikasi yang benar sesuai teori keilmuan. Namun kita tidak akan membahas secara teoritis saat ini. Kita ulas secara simpel dan mudah dipraktekkan saja ya.

Komunikasi akan berlangsung menjadi hal yang menyenangkan bagi kedua belah pihak, jika topik nya jelas dan menarik. Ingat yaa.. menarik disini untuk kedua belah pihak. Jangan cuma menarik menurut Anda saja sebagai pria.

Apa sih contohnya topik menarik?

Nih ini tergantung dari si wanita. Kita tidak bisa mematok satu topik bahasan saja. Karena setiap wanita memiliki interest yang berbeda. Namun Anda bisa memulainya dengan mencari tahu apa hobinya...

Misalnya dia memiliki hobi mendaki gunung, maka cobalah untuk memulai mencari tahu darinya gunung apa saja yang sudah pernah di daki. Dan perdalam lagi topik tentang itu, tentunya agar nyambung Anda harus banyak tahu terlebih dahulu perihal suka duka pendakian gunung.

Akan lebih bagus lagi jika Anda pernah punya pengalaman mendaki gunung juga, Anda bisa berbagi cerita perihal peristiwa yang menegangkan ataupun menyenangkan bahkan yang menyedihkan sekalipun. Ceritakan saja apa adanya...

2. Komunikasi ya, Bukan Wawancara


Komunikasi itu artinya terjadi interaksi dua arah, antara Anda dan juga dia. Jika komunikasi yang terjadi hanya satu arah, percayalah.... proses komunikasi tidak akan berlanjut.

Jika hanya satu arah saja, misalnya Anda terus-terusan yang bertanya maka itu bukanlah sebuah komunikasi yang baik. Lebih tepatnya adalah sesi wawancara.

Akan sangat membosankan bagi si wanita, dimana pertanyaan-pertanyaan Anda hanya berkisar antara:

  • Tinggal dimana?
  • Kalau kenalan ada yg marah gak?
  • Usia berapa?
  • Kuliah dimana?
  • Kapan rencana nikah?
  • Cari suami kaya gimana?

Tinggalkan itu semua! Stop.... itu adalah pertanyaan-pertanyaan basa-basi yang sudah jelas basinya...

Cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang jawabannya tidak sedikit, atau jawabannya tidak cukup dijawab dengan "YA" atau "TIDAK" saja.

Misalnya:

"Kenapa kamu kuliah ambil jurusan Psikologi? pernah punya cita-cita jadi peramal ya?
Nanti boleh dong, aku diramal.. hahahaa"

Keliatannya pertanyaan tersebut biasa saja

Tapi... ada beberapa aspek yang sedang kamu gali dan sekaligus kamu memberikan informasi tersirat kepada dia.

Masih bingung?

Pertanyaan "kenapa kamu ambil jurusan psikologi?", akan menggali cerita dan alasan bagi dia perihal keputusannya tersebut.

Kalimat: "pernah punya cita-cita jadi peramal ya?" ini menunjukkan kamu bukan tipe orang yang serius dan kaku. Melainkan menunjukkan kamu suka dengan candaan...

Sedangkan kalimat: "Nanti boleh dong, aku diramal.. hahahaa"

Kata nanti menunjukkan komunikasi Anda itu memiliki tujuan menjalin hubungan kedepannya... entah sebagai pasangan halal, atau sebatas teman saja.

Dan secara tersirat juga Anda sedang memberi tahu bahwa chat saat itu bukan sekedar chat/ngobrol iseng tanpa maksud dan tujuan.

Sampai disini sudah paham?

Kalau belum saya perjelas lagi yaa dengan contoh lainnya...

Begini...

Ketika Anda ingin memberitahu bahwa Anda adalah seorang pria yang baik dan siap menjadi suami bagi si wanita...

Maka hal yang mungkin dilakukan adalah dengan bercerita, yang didalamnya tersirat pesan yang ingin Anda sampaikan... bukan memberitahu secara langsung.

Contoh salah, dengan memberitahu itu misalnya....seperti ini:

"Hei... aku itu orang baik lhoo... dan insyaAllah siap menjadi suami kamu"

Kalau sampai si wanita mendengar itu, pesan yang sampai didalam dirinya adalah "Ih kepedean banget sih nih orang jadi cowok...."

Berbeda jika Anda menyampaikannya dengan bercerita... misalnya:

"Aduh maaf ya aku agak lama bales chat kamu... barusan abis anterin ibuku ke pasar, beli sembako. Maklum, dirumah cuma ada aku aja yg belum nikah. Kakak-kakakku udah nikah dan pisah rumah."

Si wanita akan berfikir bahwa kamu orang yang sayang dengan sosok ibu, dan tentu saja itu adalah salah satu akhlak yang baik.

Kemudian kata-kata "Maklum, dirumah cuma ada aku aja yg belum nikah."

Itu pada dasarnya Anda sedang memberitahu bahwa status kamu masih sendiri (belum punya istri)

Dan sekaligus diperkuat dengan kalimat "Kakak-kakakku udah nikah dan pisah rumah." seolah sedang mempertegas bahwa Anda pun memiliki keinginan untuk segera menikah, seperti hal nya kakak-kakak Anda.

3. Jaga Sikap, jangan JAIM..

Jaga sikap dan jaga image itu dua hal yang berbeda. Apa bedanya??? (bersambung...)

Point ke 3 dan selanjutnya, akan saya tulis di postingan terpisah yaa... tunggu aja.

Doakan saya dan keluarga semoga selalu diberikan kesehatan, dan keluangan waktu untuk terus berbagi menjadi manusia yang bermanfaat dengan sesama.



Pencarian Topik Lainnya....

Disqus Comments