-->

Jodoh Itu Keputusan-Nya, Bukan Pilihan Kita

Jodoh Itu.. Harapan dan Doa yang Terqabul

Bismillah

Dengan memohon ijin terlebih dahulu kepada Anda, perkenankan saya berbagi cerita yang diambil dari kisah nyata seseorang yang bertemu dengan jodohnya. Semoga ada hikmahnya yang bisa dipetik atau setidaknya bisa menjadi inspirasi bagi Anda, yang saat ini tengah menanti jodoh yang tak kunjung datang.

Dera menikah pada usia 30 tahun. Memang itu sudah lewat targetnya yang sebenarnya dia ingin menikah di usia 27-28 tahun. Tapi apalah daya, selama 2 tahun itu ada banyak peristiwa yang dialami Dera. Dia memang bukan tipe orang yang akhwan-ukhti dalam kesehariannya, maksudnya dia ini tipe orang yang terbuka. Mudah beradaptasi dan cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya.

Selama pencarian 'tulang rusuk' itu berbagai upaya sudah ditempuh oleh Dera. Mulai dari menghubungi sahabat-sahabat lamanya, berharap bisa diberikan rekomendasi nama perempuan yang siap menikah. Dengan bantuan keluarganya pun sudah, sempat mengenalkan Dera dengan beberapa perempuan. Bahkan sampai dengan menjalani proses ta'aruf dengan seorang perempuan pun sudah dijalani oleh Dera.

Namun Dera tidak patah semangat, meskipun berbagai upaya sudah dicoba. Karena tidak ada keberhasilan tanpa ada tantangan. Beruntungnya Dera masih tetap optimis, sehingga hatinya masih tergerakkan untuk terus berikhtiar. Dera berusaha untuk menjaga keyakinannya agar tidak terjerumus kedalam jurang keputus-asaan. Karena kata pak Ustadz, berputus asa itu bisa diibaratkan syirik kecil. Dikarenakan secara tidak langsung kita telah mengecilkan kuasa Allah.

Kenalan Menggunakan Perantara atau Tidak, Mana yang Lebih Baik?


Menjalani pencarian jodoh melalui perantara ada enak dan tidaknya bagi Dera. Enaknya itu proses bisa cepat, karena dia bisa mengetahui data diri atau sifat-sifat si perempuan dari keterangan perantara. Namun ada juga tidak enaknya, ketika Dera merasa tidak cocok, malah seringkali berujung dengan adanya kekecewaan dihati si perantara. Dan ini membuat Dera merasa tidak enak hati.

Akhirnya Dera memutuskan untuk tidak lagi melibatkan perantara. Karena memang Dera sendiri bukanlah tipe orang yang sulit berkenalan dengan orang baru, bukan pula tipe pria yang kaku dan malu-malu ketika berbincang dengan lawan jenis. Pernah sekali waktu, Dera berkenalan dengan 5 perempuan yang semuanya berada satu meja di suatu cafe.

Sejak saat itu, Dera membuat target untuk menambah daftar kontak kenalan baru di androidnya setiap minggunya. Jadi minimal seminggu sekali dia berkenalan dengan orang baru. Dalam benaknya saat itu, semakin banyak pilihan maka akan semakin besar peluang bertemu dengan jodoh.

Selama 3 bulan sudah berlangsung, benar saja setiap minggu Dera selalu memiliki kontak baru entah itu BBM, Whatsapp atau Media Sosial. Dengan karakter dirinya yang supel, memang bukan hal yang sulit mencari kenalan perempuan. Tapi selama 3 bulan tersebut, Dera masih belum benar-benar bertemu yang pas.

Ada yang menurut Dera sesuai dengan kriteria dirinya, eeehh si perempuan yang belum berminat untuk melanjutkan ke tahap perkenalan lebih serius. Ada juga yang perempuannya sudah tertarik, tapi Dera yang kehilangan minat, karena ada beberapa sifat yang baru diketahui dan itu tidak disukai oleh Dera.

Memilih Itu Bukan Perbanyak Koleksi Tapi Lakukan Seleksi


Dalam kurun waktu 3 bulan, Dera terjebak dalam kesalahan. Dia terlalu sibuk menghabiskan waktunya untuk memilih, namun lupa untuk menentukan. Hal yang dialami Dera ini seringkali dialami oleh banyak orang. Karena ini adalah fenomena psikologis, yang dinamakan analisis paralisis. Dimana otak jadi kebingungan karena terlalu banyak analisis, akhirnya tidak mengambil keputusan apapun.

Anda mungkin pernah saat menggunakan android, PC atau laptop tiba-tiba jadi sistem hang, tidak bisa dioperasikan. Karena terlalu banyak aplikasi yang berjalan, sehingga kapasitas ram jadi overload dan menyebabkan perangkat jadi hang. Nah seperti itulah yang dinamakan analisis paralisis.

Dera pun mengalami hal yang sama. Dia terlalu asyik memperbanyak daftar nama kenalan barunya, namun tidak melakukan seleksi, melainkan terus menerus melakukan koleksi (mengumpulkan). Seharusnya dia melakukan seleksi, mana yang sudah tidak perlu dihubungi lagi dan mana yang masih difilter. Lakukan eliminasi dengan daftar kenalan yang diluar kriteria, atau yang tidak memberikan respon baik kepada kita.


Jodoh itu keputusan, bukan pilihan


Jodoh Itu Keputusan-Nya, Bukan Pilihan Kita

Semakin banyak daftar kenalan yang ada malah membuat Dera bingung dan tidak mendapatkan kesimpulan apapun. Untung saja dia segera menyadari bahwa langkah yang dilakukannya keliru. Sempat merenung beberapa hari, bahwa jodoh yang tak kunjung datang bukan semata dirinya tidak memiliki banyak kenalan dan relasi, atau bukan karena kekurangannya membangun komunikasi.

Akhirnya Dera menyadari satu hal, bahwa gencarnya usaha dia selama ini lebih didorong oleh rasa gelisah. Gelisah karena usia nya yang terus bertambah namun tak juga bertemu dengan jodohnya. Tentu saja ini memberikan efek yang berbeda dalam batinnya, keyakinannya seolah goyah, dia gencar berjuang karena ada rasa khawatir dan mulai berputus asa sehingga perlahan mulai jauh dari sifat sabar.

Dera pun mengakhiri petualangan pencarian cintanya. Dia lebih fokus meningkatkan ibadah dan berdoa lebih khusyu lagi. Sampai suatu ketika dirinya berangan-angan ingin rasanya berdoa langsung di depan kabah di Mekkah. Hingga mulailah dia mencari informasi ke travel umroh terdekat perihal biayanya.

Dari keinginan ini membawa Dera bertemu dengan salah satu resepsionis di travel umroh ternama di kotanya. Memulai berbincang perihal biaya, prosedur dan persyaratan dokumen yang harus tersedia. Selama perbincangan, nampak Dera tidak fokus dengan apa yang disampaikan oleh resepsionis. Karena dia tidak menyimak hanya dengan telinganya, melainkan hatinya ikut mengambil alih fokusnya. Dera terpesona dengan karyawan travel umroh tersebut.

Singkat kata, getar-getar rasa semakin kuat sehingga setelah berkenalan selama 1 bulan Dera menyampaikan keinginannya. Dan masyaAllah, perempuan karyawan travel umroh tersebut meng-iyakan ajakan Dera untuk lamaran. Dan berselang 3 bulan kemudian, Dera menikahi perempuan tersebut.

Setelah menikah, Dera menyadari bahwa Jodoh itu benar-benar keputuan Allah. Sekuat apapun berusaha dan sebanyak apapun mencari kenalan baru, jika Allah belum memutuskan maka jodoh tidak bisa dipaksakan.

Meskipun begitu, Dera tetap tidak menyesali apa yang sudah dilaluinya. Karena semua yang terjadi sudah digariskan. Memang tugas kita sebagai manusia adalah berikhtiar, selagi masih sejalan dengan norma sosial dan aturan agama. Tidak ada yang salah dengan usaha, yang salah itu ketika kita menginginkan perubahan namun tidak melakukan perubahan apapun terhadap upaya peningkatan ikhtiar kita.

Demikian kisah ini saya tulis, semoga bermanfaat. InsyaAllah kisah ini diambil dari kisah nyata Dera, dan sosok Dera yang saya ceritakan itu adalah diri saya sendiri.

Baca juga: Mencari Jodoh Islami? Bagaimana Ikhtiar Terbaiknya?


Pencarian Topik Lainnya....

Disqus Comments